Dalam Islam, wanita memiliki tempat tersendiri dalam
menjalankan ibadah di segala sisi kehidupan. Modern ini, wanita diberi
fasilitas sama dengan kaum lelaki dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga banyak
dari mereka sering menipiskan batas tebal antara kaum adam dan hawa, terutama
dalam hal sosial. Mereka menganggap pertemanan dengan kaum adam adalah hal yang
wajar pada zaman sekarang. Padahal, bahaya yang mungkin saja ditimbulkan dapat melemahkan
benteng keimanan kaum hawa itu sendiri.
Berikut adalah kutipan cerita terdahulu dari seorang
perempuan Hamba Allah di suatu tempat:
Suatu ketika, perempuan sedang dalam perjalanan pulang ke
rumahnya dengan menunggangi kuda. Di tengah perjalanan, dilihatlah ia oleh
seorang pria yang tidak dikenalnya. Kemudian si pria mengikutinya dalam
perjalanan pulang. Pria dalam balutan pakaian perang
dengan penuh gagah berjalan di belakang wanita tersebut. Tanpa menyapa, pria
tersebut terus memandangi wanita itu yang menunggangi kuda di depannya. Perempuan tersebut menyadari apa yang telah dilakukan
oleh si pria. Lalu perempuan itu memanggilnya.
Perempuan:
“Wahai pria,
mendekatlah!”, (panggil wanita tersebut).
Perempuan
tersebut melanjutkan ucapannya:” Mengapa engkau mengikutiku?”,
Pria:
“Sungguh, aku tertarik kepadamu sejak pertama melihatmu”.
Perempuan:
“Apakah gerangan yang membuatmu tertarik kepadaku?”
Pria:”Matamu
sungguh indah, Wahai Perempuan”.
Perempuan:”Wahai lelaki, tidakkah engkau takut akan
adzab Sang Khalik? Sehingga mataku mampu meyilaukan imanmu.”
Pria:”Tapi sungguh aku tertarik kepadamu. Aku akan
bersaksi di hadapan Allah Swt untuk meminangmu”.
Perempuan:”Maka ikutlah denganku untuk mendatangi
rumahku.”
Lelaki
itupun mengikuti wanita tersebut hingga ke rumahnya. Setibanya di rumah, lelaki
tersebut dipersilahkan oleh pembantu si perempuan untuk menunggu di ruang tamu.
Lalu perempuan memasuki kamarnya. Setelah beberapa saat, keluarlah pembantu si
perempuan dari dalam kamar majikannya dengan membawakan sebuah wadah yang
berisi kedua bola mata perempuan tersebut. Terkejutlah si pria, dan dengan tersimpuh
menangisi apa yang ia lakukan telah menggadaikan imannya hanya untuk godaan
dunia sesaat.
Dosa
kecil yang dilakukan oleh manusia bisa saja menggerogoti sedikit demi sedikit
kokohnya keimanan yang telah dibangun. Jangan pernah mengabaikan dosa sekecil
apapun itu. Karena timbangan akhirat sungguhlah berat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar