Rabu, 23 Mei 2018

Sejarah Tari Reog Ponorogo


Tari Reog merupakan salah satu kesenian tari tradisional yang berasal dari Ponorogo. Tarian ini menceritakan tentang sayembara para pangeran untuk melamar seorang putri dari Kerajaan Kediri. Putri yang memiliki paras cantik jelita, bernama Dewi Songgolangit. 
Begitu cantiknya Dewi Songgolangit sehingga banyak pangeran yang berlomba-lomba untuk mempersuntingnya. Namun, pada saat itu Dewi belum memiliki keinginan untuk menikah. Mengetahui hal tersebut, Raja pun memutuskan untuk bertanya kepada Dewi, apa sebenarnya alasan Dewi selalu menolak lamaran yang datang kepadanya. Dari pertanyaan tersebut Dewi mengatakan bahwa sebenarnya ada persyaratan untuk calon suaminya kelak dan ia juga meminta izin untuk melakukan semedi demi mengetahui persyaratan tersebut. Setelah empat hari melakukan semedi, Dewi pun menemui Raja dan memberitahukan persyaratan untuk calon suaminya kelak. Dewi mengatakan kepada Sang Raja bahwa ia menginginkan calon suami yang bisa memberikan pertunjukan menarik dimana dalam pertunjukan tersebut ada hewan berkepala dua serta 140 ekor kuda kembar.
Mendengar persyaratan tersebut banyak pangeran yang mulai menyerah karena tidak bisa memenuhi persyaratan tersebut. Hingga akhirnya tersisa dua lelaki yang masih ingin mencoba untuk mewujudkan permintaan Dewi yaitu Singabarong yang berasal dari Kerajaan Lodaya dan Kelanaswandana dari kerajaan Bandarangin. Kelanaswandana sebenarnya bisa memenuhi persyaratan dari Dewi, hanya satu saja yang tidak berhasil ia lakukan yaitu mendapatkan hewan berkepala dua. Ia pun terus berusaha mencari hewan berkepala dua sambil meminta bantuan kepada Patihnya untuk menyelidiki apa yang dilakukan Singabarong untuk bisa mendapatkan hewan berkepala dua.
Singobarong memang terkenal sebagai pangeran yang sangat pemberani dan tidak pantang menyerah. Ia akan melakukan apapun untuk bisa dapatkan kemenangan. Tidak lama kemudian Singabarong menyabotase Kelanaswanda, dengan cepat Kelanaswanda segera menyerang Singabarong. Saat itu singobarong sedang bersama dengan burung merak yang mematuki kutu di kepalanya. Dengan kesaktian yang dimiliki Kelanaswanda, burung merak tersebut menempel di kepala Singobarong. Hal ini membuat Singobarong sangat marah dan menghujamkan kerisnya keaarah Kelanaswandana, namun tidak berhasil. Kelanaswandana pun membalasnya dengan cambuk samandiman yang membuat Singobarong berubah menjadi hewan berkepala dua. 
Dengan demikian Kelanaswandana berhasil memenuhi persyaratan untuk melamar Dewi Songgolangit. Kelanaswandana pun menuju ke Wengker dan melaukan pertunjukkan dengan hewan berkepala dua.

Sumber :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ASIRO untuk Kontes Robot Indonesia Nasional 2018

            ASIRO ( AE Sar Intelligent Robot ) merupakan generasi robot berkaki Politeknik Negeri Madiun yang berhasil mengikut...