ASIRO
(AE Sar Intelligent Robot) merupakan
generasi robot berkaki Politeknik Negeri Madiun yang berhasil mengikuti Kontes
Robot Indonesia (KRI) Nasional 2018 di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
(UMY). Anggota tim ASIRO yang terdiri dari Septian Anugrah Praditama dan
Syamsul Arifin sebagai anggota tim inti, dibantu oleh Kristianti pada posisi
mekanik. Diawali dengan mengikuti KRI Regional IV yang terlaksana di Politeknik
Negeri Malang pada bulan Mei 2018. Dalam KRI Regional tersebut, ASIRO mendapat
peringkat 7 dari 32 peserta. Total ada 121 tim robotika divisi KRPAI se-Indonesia
yang mengikuti lomba dan disaring oleh KRI Regional untuk dapat mengikuti KRI
Nasional. Hingga tingkat Nasional ini, terpilihlah 21 tim dari masing-masing
regional yang memiliki peringkat teratas berhasil mengikuti puncak acara pada
tanggal 12-13 Juli 2018.
Dalam KRI Nasional, ASIRO mengikuti
cabang lomba Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI). Ada 3 tahap dalam
perlombaan tersebut. Tahap pertama dan kedua, masing-masing tim harus mampu
menunjukkan kemampuannya memadamkan api minimal 1 kali dan kembali pada posisi start apabila menginginkan poin
tambahan. Tahap ketiga, apabila lolos tahap pertama dan kedua, dengan peraturan
yang sama robot harus kembali menunjukkan kemampuannya dengan denah ruangan
yang diubah dari tahap sebelumnya. Pada tahap pertama, ASIRO tidak berhasil
memadamkan api sehingga memperoleh peringkat 15 dari total 21 peserta. Sedangkan
pada tahap kedua, ASIRO berhasil memadamkan api pada detik ke 151.7 dari 300
detik yang disediakan oleh panitia dan memperoleh peringkat 10 dari 12 peserta
yang tersisa. Namun pada tahap ketiga, ASIRO tidak berhasil memadamkan api
karena terdapat error yang terjadi
pada hardware bagian kaki robot
sehingga tim menyerah pada detik ke 150.
Error
tersebut terjadi pada
saat robot tengah mencari ruangan yang terdapat titik api didalamnya. Menyebabkan
robot tiba-tiba berhenti berjalan selama 20 detik. Pada saat batas akhir counter up tersebut, robot masih
berhasil melanjutkan pencarian api namun dengan
tampilan output pada kaki
robot yang tidak lagi seimbang karena dua kaki pada robot tidak dapat berjalan
normal sesuai dengan input progam
yang dimasukkan. Akhirnya dengan pertimbangan penuh, tim memutuskan untuk pas (menyerah) melanjutkan lomba.
Setelah poin dari ketiga tahapan perlombaan tersebut dikalkulasi, ASIRO
mendapatkan peringkat 12 dari total 21 robot yang mengikuti KRI Nasional 2018.
“Rasanya
bersyukur bisa sampai Nasional dan bisa membawa nama Politeknik Negeri Madiun
ke Nasional”, jawab Syamsul Arifin, selaku anggota tim robotika saat
ditanya mengenai tanggapan ketika ASIRO dapat mengikuti KRI Nasional 2018. Hasil
tersebut terbilang memuaskan karena tim robotika PNM untuk pertama kalinya
berhasil mengikuti KRI hingga tingkat Nasional. Meski sampai saat tingkat
Nasional pun, tim robotika ini masih memiliki kendala pembiayaan selama pross
pembuatannya. Namun, hal ini tidak
menyurutkan semangat anggota tim untuk terus maju melanjutkan segala usaha tim
robotika dari tahun sebelumnya. Dengan segala keterbatasan, anggota tim tidak
patah semangat dalam mengembangkan kreatifitas yang tercermin pada robot
tersebut. Ini adalah langkah awal yang baik untuk mengembangkan potensi robot
dari tim robotika Politeknik Negeri Madiun dan semoga dapat berpartisipasi
kembali pada KRI Nasional tahun berikutnya dengan hasil yang lebih memuaskan.
Penulis : Fika Kumi L.